Wazan Media
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
Wazan Media
No Result
View All Result

Pencak Silat Sebagai Media Pendidikan Karakter

Krisna Wahyu Yanuar by Krisna Wahyu Yanuar
30 August 2024
in Kemanusiaan, Sosial Budaya
0
Pencak Silat Sebagai Media Pendidikan Karakter
0
SHARES
38
VIEWS

Wazanmedia.com – Pencak silat merupakan seni beladiri yang khas dimiliki Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas dan perguruan serta corak yang berbeda- beda. Silat dahulu hadir juga sebagai bentuk tradisi dan budaya untuk menanamkan pendidikan moral dari setiap orang yang ingin belajar. Silat sebagai suatu metode berdakwah untuk menyeru dalam kebaikan sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan warga atau anggota dari pencak silat.

Tetapi yang beredar kalangan dan realitas sosial hari ini adalah silat yang berkembang di masyarakat umum hanya digunakan sebagai ajang kompetisi ego, superioritas, premanisme. Banyak kasus penyerangan atau perkelahian antar perguruan sudah berkembang biak banyak di Indonesia. Selain sebagai seni bela diri padahal Silat merupakan wahana pembelajaran praksis untuk memperdalam seni dan budaya filsafat hingga dakwah keislaman.

Makna dan Nilai-Nilai Silat

Makna filosofis Pencak Silat dibedakan berdasarkan dua komponen katanya. Pertama, Pencak merupakan metode latihan bela diri silat yang terdiri dari gerakan tubuh berbeda yang dikendalikan dan diarahkan pada tujuan. Sedangkan Silat merupakan adaptasi dari pelatihan tempur yang sebenarnya. Oleh karena itu, tidak ada silat tanpa pencak; demikian pula pencak tanpa keterampilan silat tidak ada manfaatnya. (Ediyono, Teguh, 2019)

Tetapi Pencak Silat tidak beralih hanya ajang pertunjukan keterampilan. tapi juga pemahaman dan pemaknaan simbolik setiap gerakan atau jurus yang ada. Terdapat nilai- nilai filosofis yang dijunjung tinggi. Secara historis, Pencak silat merupakan seni beladiri yang bekerja dalam menghadapi berbagai tantangan sesuai dengan kebutuhan pelakunya,terutama tantangan alam, hewan, dan manusia. Hal ini menunjukkan mengapa gerak-gerik pencak silat sering meniru gerak-gerik binatang (macan terbang, ular penyengat, ketek). (Sukowinadi, 1989)

Gerakan tersebut memiliki arti masing- masing sebagai simbolisasi dan penghargaan terhadap alam, hewan, tumbuhan. Tentunya simbol tersebut merujuk kepada konsep- konsep silat terhadap aspek bermasyarakat dan bersosial. Dan lebih daripada itu beberapa pencak silat juga menawarkan konsep dakwah.

Empat Aspek Utama dalam Silat

Pencak Silat memiliki empat aspek utama yaitu: aspek mental spiritual, aspek seni, aspek beladiri, aspek olahraga. Aspek mental spiritual didasarkan membangun dan mengembangkan kepribadian dan akhlak mulia seseorang. Dari segi mental dan spiritual, silat lebih menitikberatkan pada pembentukan sikap dan kepribadian seorang pesilat sesuai falsafah akhlak mulia. Sisi spiritual spiritual meliputi sikap dan sifat bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sisi artistik dari Pencak Silat adalah budayanya, dan permainan Pencak Silat merupakan aspek yang sangat penting. (Dagun, dkk, 2021)

Kedua adalah aspek seni dengan mengembangkan gerakan- gerakan atau jurus- jurus yang kaitanya dengan harmonisasi alam. Aspek seni adalah aspek yang dijunjung tinggi, karena hanya pencak silat lah yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Sementara aspek lainnya yakni bela diri dan olahraga, tentunya aspek kedua ini saling terkait satu sama lain. Dari segi bela diri menjunjung tinggi kepada penghargaan diri (self respect) untuk naluri bertahan hidup seorang pesilat, maka aspek olahraga mendukung untuk menjadikan jasmaniyah seseorang sehat.

Seni Bela Diri di Masa Nabi

Sebenarnya ilmu bela diri juga turut mewarnai pada masa Nabi SAW, salah satu kisah tantangan gulat yang paling terkenal datang dari Rukanah bin Yazid, seorang pegulat tangguh yang terkenal dengan kehebatan gulat tingkat dewa.

Kisah tantangan tersebut antara lain tercatat dalam Sunan Abu Dawud dan Sunan at-Tirmidzi serta Imam al-Bukhari dalam kitabnya at-Tarikh al-Kabir. Rukanah kemudian bersujud sebagai pengakuan atas kekalahannya bergulat dengan Nabi dan kemudian masuk Islam. Selain itu nabi juga menyukai memanah, dan berkuda sebagai olahraga dan aktivitasnya.

Pendidikan Karakter dalam Budaya Pencak Silat di Indonesia

Unsur dakwah silat ditunjukkan dengan lambang trisula yang juga merupakan lambang Persatuan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Ujung trisulanya terdiri dari tiga buah tombak yang runcing, artinya silat meliputi tiga hal, yaitu seni, bela diri, dan olah raga. Gagang trisula merupakan gambaran mental yang dapat membentuk perilaku terpuji dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Kemudian ada lagi dari Metode dakwah yang digunakan dalam PORSIGAL adalah metode bil hikmah. Metode hikmahnya terlihat pada proses pengenalan Islam di PORSIGAL. Nilai-nilai Islam diperkenalkan secara tidak langsung, seperti melakukan thaharah (bersuci) yang merupakan syarat wajib sebelum mengikuti pendidikan. Gerakan silat yang dilakukan dianalogikan dengan gerakan berdoa. (Ulfa Luthfi, Pramayuani Tania, 2020)

Juga ada silat Pagar Nusa yang notabenenya adalah seni bela diri dari kalangan Nahdliyin. Kultur yang terbentuk adalah kultur santri. Dan tentunya memiliki pendidikan moral untuk membangun karakter moral seorang pesilat dan ikut bersama menjaga Ulama dan kyai. Pagar Nusa juga memiliki metode- metode pendidikan berbeda dengan pencak silat lainya. (Hidayatullah Syarief, Pujianto Eko, 2023)

Kemudian pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate Dakwah bi al-hal Pencak silat Persaudaraan Bilah Hati Setia dilaksanakan melalui inisiatif khusus yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan. Dakwah bi al-hal dalam persaudaraan pencak silat Setia Hati Terate Rayon Singapura ditunjukkan dengan ikut serta dalam kegiatan gotong royong membangun masjid, mengunjungi anggota persaudaraan Setia Hati Terate yang sedang mengalami musibah, dan berbagi kepada mereka. Dan masih banyak lainya dakwah dari aliran silat- silat di Indonesia yang masih menjunjung tinggi pendidikan karakter. (Apriansyah, 2022)

Menjungjung Nilai Luhur Silat

Sebagai bangsa yang berbeda- beda multikultural, seyogyanya kita tetap menjunjung tinggi persatuan diantara kita. Ajaran silat yang tersirat mengajarkan kita nilai- nilai yang luhur, oleh karena itu jangan kotori nilai- nilai tersebut dengan kepentingan kelompok, fanatisme buta, tindakan kriminal. Pencak Silat mengajarkan kita banyak hal aspek, perlunya kita menggali lebih dalam tidak hanya sebagai bela diri tapi juga dakwah untuk diri sendiri dan sesama. Sekian.

Daftar Pustaka

Ediyono, Teguh. (2019). Memahami Makna Seni dalam Pencak Silat, Panggung Vol. 29 No. 3, hlm. 300.

Sukowinadi. (1989). Sejarah Pertumbuhan Pencak Silat.Yogyakarta: Per. P.I Harimurti.

Dagun, dkk. (2021).“PENCAK SILAT SEBAGAI MEDIA DAKWAH

(Analisis Pada Perguruan Pencak Silat Susun Sirih Kecamatan Selakau)”, JURNAL ILMIAH AL-MUTTAQIN: Jurnal Kajian Dakwah dan Sosial Keagamaan Vol. 6, No. 1

Ulfa Luthfi, Pramayuani Tania. (2020). “Dakwah Dan Pencak Silat: Mengenalkan Islam Melalui Jalan Hikmah”, Al-Ilam; Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam p-ISSN 2598-8883 Vol. 4, No 1. Hlm. 40.

Hidayatullah Syarief, Pujianto Eko. (2023). “Pengembangan Media Dakwah melalui Pencak Silat Pagar Nusa di Desa Pabean”, KAMPUS AKADEMIK PUBLISING: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Manajemen Vol.1, No. 4.

Apriansyah. (2022).“DAKWAH MELALUI PENCAK SILAT PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI KEISLAMAN DI

RAYON SINGAPURA”, Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH, INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO.

 

ShareTweetSendShare
Previous Post

Apakah Fikih Kompatibel dengan Pluralitas Kebudayaan?

Next Post

Imam Syafi’i: Dari Yatim Piatu Gaza ke Legenda Hukum Islam

Krisna Wahyu Yanuar

Krisna Wahyu Yanuar

Penulis Media Online, Mahasiswa S1 UIN Satu Tulungagung, asal Tulungagung.

Baca Juga

Apakah Fikih Kompatibel dengan Pluralitas Kebudayaan?
Filsafat

Liberalisasi Islam

17 April 2025
Hukum Saya dengan Hukuman Zina Sekalian!
Hikmah

Hukum Saya dengan Hukuman Zina Sekalian!

28 March 2025
Dekat di Layar, Jauh di Hati: Menjaga Komunikasi Keluarga di Era Smartphone
Kemanusiaan

Dekat di Layar, Jauh di Hati: Menjaga Komunikasi Keluarga di Era Smartphone

4 February 2025
Relasi Sains dan Fikih: Kebenaran yang Tak Kekal
Filsafat

Relasi Sains dan Fikih: Kebenaran yang Tak Kekal

29 January 2025
10 Tips Membentuk Keluarga Harmonis Religius Buat Gen-Z
Hikmah

10 Tips Membentuk Keluarga Harmonis Religius Buat Gen-Z

16 January 2025
Kisah Rumi: Cemeti Pangeran dan Hikmah Ilahi
Humor dan Sastra

Kisah Rumi: Cemeti Pangeran dan Hikmah Ilahi

9 January 2025
Fitur Like IG, Bentuk Hati Merah Yang Bikin Resah
Unek Unik

Fitur Like IG, Bentuk Hati Merah Yang Bikin Resah

8 January 2025
Bunga Bank dan Prinsip Ekonomi Syariah
Sosial Budaya

Bunga Bank dan Prinsip Ekonomi Syariah

5 January 2025
Next Post
Imam Syafi’i: Dari Yatim Piatu Gaza ke Legenda Hukum Islam

Imam Syafi'i: Dari Yatim Piatu Gaza ke Legenda Hukum Islam

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

2 July 2024
Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

10 July 2024
Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

11 August 2024
Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

4 August 2024
Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

0
Problem Sakralisasi Kepemimpinan

Problem Sakralisasi Kepemimpinan

0
Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

0
Private: Filsafat di Era Digital: Meretas Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam

Dari Demokrasi Hingga Mengenal Diri Sendiri

0
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
ADVERTISEMENT

Populer Sepekan

  • Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Islam dalam Konservasi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Pernikahan Nabi Saw Dengan Istri-Istrinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuat dan Memakai Azimat, Apa Kata Fiqh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
Alamat Redaksi:

Perumahan D’Harmony View, Jl. Tapaksiring, Plinggan, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 68125.

Punya pertanyaan yang membutuhkan jawaban dalam perspektif keislaman atau ingin memberikan kritik dan saran? Silakan klik tombol di bawah ini 

KONSULTASI KEISLAMAN

© 2024. All Rights Reserved.

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.