Wazan Media
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
Wazan Media
No Result
View All Result

Menilik Teladan Rasulullah Dalam Menebar Kasih Sayang

Muhammad Thoriq Hasan by Muhammad Thoriq Hasan
21 September 2024
in Hikmah, Keislaman
0
Menilik Teladan Rasulullah Dalam Menebar Kasih Sayang
0
SHARES
93
VIEWS

Wazanmedia.com – Allah mengutus Rasulullah, Nabi Muhammad SAW sebagai “penebar kasih sayang bagi alam semesta”. Sebagaimana tertera dalam firman-Nya:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.”  (QS. Al-Anbiya’: 107)

Rahmatnya tidak hanya diperuntukkan kepada pengikutnya, namun mencakup semua yang berada di alam semesta. Seperti binatang, tumbuhan, bahkan benda mati pun turut mendapatkan rahmatnya. Tak ayal jika gunung, hewan, dan kayu pun turut merindukan dan menicintainya.

Begitu juga, Nabi Muhammad SAW diutus sebagai pemungkas para Nabi dengan membawa ajaran agama islam. Agama yang para pengikutnya disebut sebagai “muslim”. Seyogianya bagi orang yang mencintai dan mengaku sebagai muslim, senantiasa meneladani sifat-sifat Al-Insan al-Kamil tersebut. Sebab, didalam suatu maqalah dikatakan,:

المحبة تورد المجانسة

“Rasa cinta dapat mendatangkan keserupaan”

Sifat Rasulullah

Dan diantara sifat Rasulullah SAW ialah Syafaqah (kasih sayang). Sebagaimana telah masyhur dikisahkan, ketika beliau berdakwah ke Thaif untuk mengajak penduduknya beriman kepada Allah, serta mengharap mereka menerima dakwahnya, apa yang beliau peroleh? Justru sebaliknya, respon penduduk Thaif tidak sesuai dengan apa yang beliau harapkan. Mereka menentang dakwahnya, mengusirnya, bahkan melemparinya dengan batu sehingga kaki beliau berdarah. Melihat hal itu Malaikat Jibril merasa terluka. Akhirnya, Malaikat Jibril menawarkan kepada Nabi untuk memberikan pelajaran kepada penduduk Thaif dengan menimpakan gunung kepada mereka. Namun apa yang dilakukan penduduk Thaif kepada Nabi, tak mengubah jati dirinya sebagai sosok yang lemah lembut dan penyayang. Alih-alih ingin membalas dendam, beliau justru mengangkat tangannya seraya memanjatkan doa:

اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون

“Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaum ku (penduduk Thaif), karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui (kebenaran) yang aku bawa.”

Tidak hanya kepada orang yang mencintainya, orang yang membencinya pun mendapatkan curahan kasih sayangnya. Sebagaimana kisah diatas.

Bahkan, kasih sayang Nabi tidak hanya terbatas di dunia, di akhirat pun kasih sayangnya tetap tercurahkan, khususnya bagi ummat islam. Suatu ketika Allah berfirman kepada Nabi didalam surah ad-Dhuha:

وَلَسَوْفَ يُعْطِيْكَ رَبُّكَ فَتَرْضٰىۗ

“Sungguh, kelak (di akhirat nanti) Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu sehingga engkau puas (ridla).”

Lantas beliau memohon seraya berujar:

فوالله لا أرضى وواحد من أمتي في النار

“Demi Engkau Ya Allah, aku tak akan puas (ridla) jikalau salah satu ummatku masih berada di neraka.” Akhirnya Allah memberi hak syafa’at kepada beliau. Sebagaimana disabdakannya:

   شَفَاعَتِيْ لِاَهْلِ الْكَبَائِرِ مِنْ اُمَّتِى

“Syafaatku kelak akan aku berikan kepada para pendosa besar dari umatku.” (HR Abu Dawud dan At- Tirmidzi). Tidak bisa dibayangkan begitu agung kasih sayang sosok Khairul Bariyyah tersebut kepada ummatnya. Sampai-sampai beliau enggan masuk ke surga demi menunggu seluruh ummatnya masuk surga.

Kisah Nabi

Kasih sayang Nabi kepada ummatnya juga termaktub didalam kisah beliau bersama sayyidah Aisyah (istrinya). suatu hari, Nabi sedang berbincang santai dengan sayiyidah Aisyah. Kemudian sayyidah Aisyah berkata kepada Nabi, “wahai Rasulullah, aku ingin engkau mendoakanku”. Kemudian Nabi mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah, “Ya Allah ampunilah dosa-dosa Aisyah baik yang lalu dan yang akan datang, yang terlihat dan yang tersembunyi”. Mendengar doa tersebut,, sayyidah Aisyah tersenyum bahagia sampai-sampai ia menjatuhkan kepalanya ke pangkuan Nabi. Nabi kemudian berkata, “wahai Aisyah, senangkah engkau dengan doaku tadi?”, sayyidah Aisyah menjawab, “Ya Rasulallah, bagaimana aku tidak senang, engkau mendoakanku dengan doa yang begitu agung”. Kemudian Nabi menimpali, “Demi Allah wahai Aisyah, itu adalah doaku untuk semua ummatku setiap selesai sholat”.

Mengambil Pelajaran dari Kisah Nabi

Dari kisah diatas bisa kita ambil pelajaran, bahwa Nabi tak pernah meninggalkan kita, setiap saat beliau selalu mengingat kita dan selalu memohonkan ampun untuk kita. Hal itu terjadi sebab kecintaan beliau yang sangat besar kepada ummatnya. Sebagaimana diabadikan di dalam alquran yang berbunyi:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu (dosa-dosamu), sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”. [QS. At-Taubah: 128]

Bahkan bukan hanya mencintai ummatnya, beliau juga merindukan ummatnya sejak lama. Sebagaimana sabdanya kepada sayyidina Abu Bakar:

اشتقت لأحبابي قالوا : أولسنا أحبابك يا رسول الله قال : لا انتم اصحابي اما احبابي فقوم يأتون من بعدي يؤمنون بي ولم يروني

“Wahai Abu Bakar, aku begitu rindu hendak bertemu dengan ikhwanku (saudara-saudaraku).” Sahabat Abu Bakar pun bertanya, “Apa kah maksudmu berkata demikian, wahai Rasulullah? Bukankah kami ini saudara saudaramu?” Rasulullah menjawab, “Tidak, wahai Abu Bakar. Kamu semua adalah sahabat-sahabatku, tetapi bukan saudara-saudaraku. Saudara-saudaraku adalah mereka yang belum pernah melihatku, tetapi mereka beriman denganku.”

طوبى لمن رآني وآمن بي ثم طوبى ثم طوبى ثم طوبى لمن آمن بي ولم يراني

“Beruntunglah orang yang pernah melihatku dan beriman kepadaku. Beruntunglah, kemudian beruntunglah, kemudian beruntunglah orang yang beriman kepadaku sekalipun tidak pernah melihatku”.

Tidakkah kita membalas kerinduan beliau dengan kerinduan dan kecintaan yang lebih besar kepadanya? Sepelit itukah kita hingga tak ada waktu luang untuk mengingatnya?

Sudah sepantasnya bagi kita senantiasa bersyukur kepada Allah SWT karena telah ditakdirkan menjadi ummat Baginda Nabi Muhammad SAW.

الحمد لله الذي جعلنا من أمة سيدنا محمد

ShareTweetSendShare
Previous Post

Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo: Hulu Impian Negara Islam

Next Post

Menguak Urgensi Filsafat Dalam Ajaran Islam

Muhammad Thoriq Hasan

Muhammad Thoriq Hasan

Mahasantri Ma'had Aly Situbondo

Baca Juga

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur
Keislaman

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan
Keislaman

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   
Keislaman

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (4): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

21 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (3): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

20 April 2025
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (2): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

20 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (1): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

18 April 2025
Next Post
Menguak Urgensi Filsafat Dalam Ajaran Islam

Menguak Urgensi Filsafat Dalam Ajaran Islam

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

2 July 2024
Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

10 July 2024
Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

11 August 2024
Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

4 August 2024
Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

0
Problem Sakralisasi Kepemimpinan

Problem Sakralisasi Kepemimpinan

0
Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

0
Private: Filsafat di Era Digital: Meretas Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam

Dari Demokrasi Hingga Mengenal Diri Sendiri

0
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
ADVERTISEMENT

Populer Sepekan

  • Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Islam dalam Konservasi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Pernikahan Nabi Saw Dengan Istri-Istrinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuat dan Memakai Azimat, Apa Kata Fiqh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
Alamat Redaksi:

Perumahan D’Harmony View, Jl. Tapaksiring, Plinggan, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 68125.

Punya pertanyaan yang membutuhkan jawaban dalam perspektif keislaman atau ingin memberikan kritik dan saran? Silakan klik tombol di bawah ini 

KONSULTASI KEISLAMAN

© 2024. All Rights Reserved.

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.