Wazanmedia.com–Nu’aiman bin Amr bin Rafa’ah adalah seorang sahabat Nabi yang ikut serta dalam peperangan di lembah Badar. Di kalangan sahabat, ia masyhur sebagai orang yang suka bercanda dan ‘mengerjai’ orang. Bahkan, Nabi Muhammad pun dibuat geleng-geleng kepala akibat polahnya.
Pernah suatu ketika, Nu’aiman hendak ‘menghadiahi’ Nabi Muhammad seguci madu. Ia menyuruh penjual madu untuk untuk mengantarkan madu tersebut kepada Nabi. Kepada penjual itu, ia berkata, “nanti Kau minta juga uang harganya.”
Benarlah, si penjual mengantarkan madu tersebut sekaligus tagihannya kepada Nabi Muhammad. Tentu Nabi terkejut. Tetapi, beliau tentu tahu siapa pelakunya. “Ini pasti ulah Nu’aiman!”.
Nu’aiman pun dipanggil dan ditanya, “Mengapa kau lakukan ini?” Selidik Nabi.
Dengan kalem bin santai, Nu’aiman pun menjawab, “Saya ingin berbuat baik kepada Anda, duhai Rasulullah, tapi saya tak punya apa-apa.” Nabi pun tersenyum mendengar jawaban Nu’aiman dan membayar tagihan kepada penjual madu.
Dalam peristiwa yang lain, suatu ketika Nu’aiman ikut rombongan Abu Bakar as-Shiddiq, sahabat kinasih Nabi ke Bushra, kota lama Syam. Dalam rombongan itu, turut pula Suwaibith bin Harmalah. Saat istirahat di perjalanan, Nu’aiman minta makanan kepada Suwaibith. Suwaibith menolaknya, “Tunggu dulu, kita tunggu Abu Bakr!” Nu’aiman pun bersungut-sungut dibuatnya. “Awas, ku bikin marah kau nanti!”.
Benar saja, tatkala rombongan melewati suatu dusun, Nu’aiman menghampiri beberapa penduduk dan menawarkan, “kalian mau membeli budak?” Aku punya seorang budak yang sehat dan rajin; lihat itu!” katanya sambil menunjuk Suwaibith. Melihat postur Suwaibith yang kokoh, rupanya beberapa penduduk menyatakan ketertarikan.
“Tapi kalian perlu tahu, budakku itu banyak tingkah dan pandai bicara. Mungkin saja dia akan berkata bahwa dia bukan budak. Kalau ini kalian anggap sebagai cacat, lebih baik tak usah kalian beli!”
Alhasil, Suwaibith ‘dibeli’ dengan kompensasi sepuluh ekor unta muda. Para penduduk yang membelinya pun beramai-ramai menghampiri dan memegangi tangan Suwaibith untuk dibawa ke dusun. Karuan saja Suwaibith kaget dan naik pitam, “Kalian ini mau apa?” teriaknya.
“Kamu sudah kami beli, ayo ikut!” kata orang-orang singkat.
“Lho saya ini bukan budak. Saya orang merdeka!” Berontak Suwaibith.
“Ya, ya, kami sudah diberi tahu tentang perangaimu ini,” kata orang-orang sambil terus menyeretnya.
Begitu Abu Bakar datang dan diberitahu peristiwa yang terjadi, beliau pun mengajak orang-orang menjumpai warga dusun untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya dan mengembalikan unta-unta yang diterima Nu’aiman. Mereka pun menyerahkan Suwaibith.
Ketika rombongan kembali ke Madinah dan peristiwa tersebut diceritakan kepada Nabi, Beliau pun tertawa.
(Kisah ini disarikan dari buku “Dari Canda Nabi & Sufi Sampai Kelucuan Kita” oleh A. Mustofa Bisri)