Wazan Media
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
Wazan Media
No Result
View All Result

Catatan Penting Sejarah Demokrasi Indonesia

Mohammad Isfironi by Mohammad Isfironi
20 November 2024
in Kemanusiaan, Sosial Budaya
0
Catatan Penting Sejarah Demokrasi Indonesia
0
SHARES
2
VIEWS

Transisi Demokrasi Global

Gelombang pertama (1928-1926): saat Amerika Serikat, Perancis dan beberapa negara Eropa lainnya mengalami transisi besar dari corak produksi feodal menuju sistem kapitalisme industri, dan negara-negara tersebut menerapkan hal pilih bagi kelas menengah dan bawah, serta perempuan yang ditandai merosotnya kekuasaan imperium dagang serta kemunculan negara-negara demokrasi baru di Amerika Latin.

Gelombang Kedua (1943-1962): ditandai perubahan besar di Eropa setelah PD II, diantaranya rekonstruksi Eropa Barat dan dekolonisasi negara-negara Asia dan Afrika.

Gelombang Ketiga (1974-2006): Lebih berpusat pada runtuhnya rezim-rezim otoriter, terutama di Amerika Latin, Eropa Timur, Asia Timur dan Asia Tenggara (Filipina dan Indonesia). Mundurnya diktator Soeharto setelah 32 tahun berkuasa, yang dipicu oleh krisis moneter Asia 1997, tercatat sebagai salah satu transisi demokratis penting di negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia.

Gelombang Keempat. Berlanjut hingga saat ini untuk mengaitkan protes anti-pemerintah dengan peningkatan akses keterbukaan informasi dan perubahan teknologi dalam politik. Teknologi komunikasi dan informasi digital nampak berkontribusi dalam memicu gerakan protes dan demonstrasi, seperti Musim semi Arab akhir 2010. Tak bisa dipungkiri, media-media sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube dan Blog berperan penting dalam menyebarluaskan informasi, mengorganisas protes dan menggalang massa.

Sejarah Demokrasi Indonesia

21 Mei 1998 (Tumbangnya Orde Baru): Tumbangnya Orde Baru yang diikuti tuntutan reformasi, yaitu: Adili Soeharto dan pengikutnya; amandemen UUD 45: otonomi daerah seluas luasnya; hapus Dwi fungsi ABRI; hapus korupsi, kolusi dan nepotisme serta tegakkan supremasi hukum.

Sistem politik pasca-Reformasi 1998 juga ditandai oleh berbagai level pemilu dari pusat hingga daerah yang diselenggarakan dengan cara yang relatif lebih membuka ruang bagi partisipasi politik rakyat.

Perubahan penting lainnya adalah bersemainya suasana kebebasan sipil yang cukup berarti. Hal mana ditandai dengan munculnya berbagai partai politik dan media mass.

Di tingkat kelembagaan politik fraksi ABRI dihapus dari MPR-RI.

1 April 1999 : Pemisahan institusi Polri dari TNI.

Mei 1998-Oktober 1999: Presiden BJ. Habibie memberikan peluang kepada Timor-Timor untuk menentukan nasibnya sendiri melalui referendum. Presiden Habibie selain membebaskan tahanan politik, juga memberi dan membuka kesempatan bagi “pelarian politik” yang bermukim di luar negeri untuk kembali ke tanah air tanpa dikenai sanksi hukum.

Oktober 1999-Juli 2001, di era Presiden Abdurrahman Wahid Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) diubah menjadi Departemen Pertahanan.

6 Oktober 2004: Pada era presiden Megawati Soekarnoputri, iterbitkan UU No 27 tahun 2004 tentang Komisi kebenaran dan rekonsiliasi.

Berbagai perubahan yang terjadi di tahun-tahun awal reformasi tak kunjung bertransformasi lebih progresif menjadi demokrasi yang lebih substantif. Fakta menunjukkan bahwa proses ekonomi-politik yang terjadi umumnya tidak berada pada posisi berpihak pada kelompok-kelompok lapis bawah. Sebaliknya kelompok-kelompok dominan yang semula diperkirakan akan mengalami pukulan telak akibat gerakan reformasi, terbukti tetap memegang kendali jalannya kekuasaan ekonomi dan politik, baik di tingkat pusat maupun lokal.

Kelompok-kelompok dominan yang mengendalikan jalannya proses ekonomi-politik di tingkat lokal ternyata bukan “pendatang baru”. Pada era sebelum reformasi mereka adalah kepanjangan tangan rezim otoriter Orde Baru, yang sepenuhnya bekerja untuk kepentingan rezim Orde Baru sambil sesekali mencuri kesempatan untuk kepentingan sendiri. Di era reformasi mereka dapat sepenuhnya mengambil keuntungan yang diberikan oleh lembaga-lembaga demokrasi produk reformasi sambil tetap memelihara hubungan kepentingan dengan rekan-rekan mereka di Jakarta.

Berkas penuntutan kasus kejahatan mantan Presiden Soeharto dicanangkan di era Presiden Habibie dan UU No 27/2004 tentang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi yang ditandatangani Presiden Megawati, kandas di era Presiden SBY (Oktober 2004-Oktober 2014). Dua contoh ini membuktikan bahwa reformasi 1998 hanya jalan di tempat.

Kesimpulannya, Demokrasi hasil reformasi 1998 gagal ditransformasikan menjadi demokrasi partisipatoris yang melibatkan rakyat lapisan terbawah dalam proses pengambilan keputusan politik di tingkat nasional maupun daerah. Desentralisasi dan otonomi daerah dalam wujud pelimpahan wewenang dan tata kelola memang menjadi salah satu agenda tongggak utama proses demokrasi, namun dalam evaluasi Vedi R Hadiz (2004), konsolidasi kekuasaan para elit lokal justru memperkuat jaringan kekuasaan oligarki. Dan akhirnya berbagai agenda reformasi yang dicita-citakan, mandek di tengah jalan.

ShareTweetSendShare
Previous Post

Ingat! Toleran kepada Non-Muslim Adalah Anjuran Al-Quran

Next Post

Rasisme: Penyakit Sosial yang Islam Perangi

Mohammad Isfironi

Mohammad Isfironi

Antropolog, Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya

Baca Juga

Apakah Fikih Kompatibel dengan Pluralitas Kebudayaan?
Filsafat

Liberalisasi Islam

17 April 2025
Hukum Saya dengan Hukuman Zina Sekalian!
Hikmah

Hukum Saya dengan Hukuman Zina Sekalian!

28 March 2025
Dekat di Layar, Jauh di Hati: Menjaga Komunikasi Keluarga di Era Smartphone
Kemanusiaan

Dekat di Layar, Jauh di Hati: Menjaga Komunikasi Keluarga di Era Smartphone

4 February 2025
Relasi Sains dan Fikih: Kebenaran yang Tak Kekal
Filsafat

Relasi Sains dan Fikih: Kebenaran yang Tak Kekal

29 January 2025
10 Tips Membentuk Keluarga Harmonis Religius Buat Gen-Z
Hikmah

10 Tips Membentuk Keluarga Harmonis Religius Buat Gen-Z

16 January 2025
Kisah Rumi: Cemeti Pangeran dan Hikmah Ilahi
Humor dan Sastra

Kisah Rumi: Cemeti Pangeran dan Hikmah Ilahi

9 January 2025
Fitur Like IG, Bentuk Hati Merah Yang Bikin Resah
Unek Unik

Fitur Like IG, Bentuk Hati Merah Yang Bikin Resah

8 January 2025
Bunga Bank dan Prinsip Ekonomi Syariah
Sosial Budaya

Bunga Bank dan Prinsip Ekonomi Syariah

5 January 2025
Next Post
Rasisme: Penyakit Sosial yang Islam Perangi

Rasisme: Penyakit Sosial yang Islam Perangi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

2 July 2024
Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

10 July 2024
Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

11 August 2024
Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

4 August 2024
Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

0
Problem Sakralisasi Kepemimpinan

Problem Sakralisasi Kepemimpinan

0
Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

0
Private: Filsafat di Era Digital: Meretas Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam

Dari Demokrasi Hingga Mengenal Diri Sendiri

0
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
ADVERTISEMENT

Populer Sepekan

  • Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Islam dalam Konservasi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Pernikahan Nabi Saw Dengan Istri-Istrinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuat dan Memakai Azimat, Apa Kata Fiqh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
Alamat Redaksi:

Perumahan D’Harmony View, Jl. Tapaksiring, Plinggan, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 68125.

Punya pertanyaan yang membutuhkan jawaban dalam perspektif keislaman atau ingin memberikan kritik dan saran? Silakan klik tombol di bawah ini 

KONSULTASI KEISLAMAN

© 2024. All Rights Reserved.

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.