Wazan Media
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
Wazan Media
No Result
View All Result

Benarkah Islam Menganjurkan Hidup Miskin?

Muhammad Ubaidillah by Muhammad Ubaidillah
16 November 2024
in Keislaman, Syariah
0
Benarkah Islam Menganjurkan Hidup Miskin?
0
SHARES
78
VIEWS

Ketika berbicara mengenai ekonomi, termasuk ekonomi Islam maka secara tidak langsung kita akan dibawa pada berbagai macam aliran yang menghuni mazhab ekonomi dunia.Masing-masing mazhab ekonomi tersebut memiliki pandangan atau prinsip yang dapat membedakan satu kelompok dengan kelompok yang lain. Gagasan-gagasan itu muncul dari latar belakang dan sosio-kultural yang menyesuaikan kebutuhan zaman dan pemikiran para penggagasnya.

Kapitalisme, sosialisme, liberalisme, dan lain sebagainya hadir mewarnai corak perkembangan ekonomi dunia. Islam sendiri juga memiliki aturan dan batas-batas yang sudah terkonsep sedemikian rupa. Namun, banyak persepsi tentang perkembangan masyarakat muslim sendiri yang tak mengindahkan konsep ekonomi Islam. Mereka lebih memilih untuk menggunakan konsep di luar Islam seperti yang disebutkan di atas.

Ekonomi Islam

Sementara orang beranggapan bahwa mazhab ekonomi Islam memiliki pemahaman yang sejalan dengan semangat perekonomian. Melarang seseorang untuk kaya, misalnya. Mencintai dunia, dan memperkuat pemeluknya untuk terus hidup dalam kemiskinan.Lebih dari itu, umat Islam seolah-olah tidak percaya dan merasa pesimis untuk bisa sukses dalam berbisnis jika memaksakan untuk menggunakan konsep ekonomi Islam.

Padahal, Allah menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad sebagai pedoman dan undang-undang yang seyogyanya jadi pegangan umat Islam. Termasuk dalam mengarungi kehidupan di dunia yang tak lepas juga dalam urusan perekonomian.

Sementara itu, ekonomi Islam sendiri berupa konsep-konsep yang telah diejawantahkan oleh para pakar dari nas-nas yang terkandung dalam Al-Quran dan Hadis.Hal inilah yang seharusnya menjadi refleksi bagi umat Islam untuk menaati apa yang telah ditetapkan dalam prinsip ekonomi Islam.

Anggapan terhadap Ekonomi Islam

Usut punya usut, kalangan yang tak percaya terhadap ekonomi Islam. Mendasarkan argumentasinya dengan nas-nas ayat maupun hadis yang secara pendahuluan untuk hidup zuhud dan tidak terlalu serius memikirkan harta. mencarinya, mereka salah menangkap makna tersurat dari nas-nas tersebut.

Salah satu yang sering disalahpahami, seperti yang ada dalam surah Al-Ankabut [29]: 64:

Ini adalah cara terbaik untuk melakukan hal ini.

Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah senda gurau dan permainan. Sebenarnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya jika mereka mengetahui.

Ayat di atas secara eksplisit ingin mengatakan bahwa dunia dan seisinya hanyalah sebuah bayang-bayang yang tidak nyata. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Syaikh Muhammad Asy-Syawi dalam tafsirnya An-Nafahat Al-Makkiyah. “Ketahuilah wahai manusia bahwa hakikat kehidupan ini di dunia hanyalah senda gurau dan permainan. Manusia banyak tersibukkan darinya dan transfer dari negeri akhirat yang dia adalah kehidupan sebenarnya yang tidak fana. Sekiranya manusia mengetahui hakikat itu, maka mereka tidak akan mengutamakan yang fana atas yang kekal”.

Akan tetapi, apakah ayat di atas mengarah pada larangan menjadi kaya?. Untuk menemukan titik temu akan makna hakikat dari ayat di atas, setidaknya ada dua hal yang perlu untuk disampaikan.

Ada 2 Hal dalam Memahami Ayat yang Secara Lahir Melarang Kaya

Pertama, terkait banyaknya perintah dan larangan untuk menjauhi dunia seperti ayat di atas perlu dilakukan kajian ulang. Artinya, larangan yang dimaksud tidak lantas dipahami secara radikal. Sehingga menghasilkan pemahaman bahwa tidak boleh mendekati dunia yang sama sekali. Yang dimaksud teks-teks tersebut adalah larangan untuk memasukkan dunia ke dalam hati seorang mukmin dan menjadikannya sebagai tujuan pokok.

Manusia tidak boleh menjadikan hal-hal yang bersifat duniawi mengalahkan urusan ukhrawi. Karena memang, semua yang tampak oleh mata saat ini tidak lain hanyalah bayang-bayang belaka.

Inilah yang diwanti-wanti oleh Nabi agar seseorang selalu semangat menjalani kehidupan duniawi sambil tetap diam Qana’ah (menerima) dan tidak merasa memiliki akan harta yang diperolehnya .

Dengan sikap legowo, maka seorang muslim akan menerima dengan lapang dada apa pun hasil yang ia terima dari jerih payahnya. Tidak hanya itu, jika seseorang merasa bahwa kekayaan di dunia hanyalah titipan dari Tuhan. Maka ia tidak akan merasa kehilangan ketika disalurkan di jalan kebaikan atau tertimpa sebuah musikbah.

Kedua, tidak ada satu pun dalil dalam Islam yang melarang pemeluknya untuk menjadi kaya raya. Yang banyak ialah anjuran untuk mencari harta sebanyak-banyaknya sealah-olah ia akan hidup selamanya. Nabi pernah bersabda:

عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِيَّ، الْغَنِيَّ، الْخَفِيَّ

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, yang kaya dan tersembunyi (tidak dilihat oleh banyak orang).”(HR Muslim).

Hadis ini di satu sisi membangun umatnya untuk menjadi kaya agar memiliki mentalitas yang kuat. Dan di sisi lain, beliau menekankan bahwa sikap sombong dan riya’ merupakan tindakan yang tercela. Sehingga, ketika ada seseorang yang mendapat karunia menjadi kaya, hendaknya dia tidak berfoya-foya dan menghambur-hamburkan dengan tujuan pamer.

Penutup

Dapat diambil kesimpulan bahwa Islam tidak melarang pemeluknya untuk menjadi kaya. Sebaliknya, Islam memerintahkan untuk bekerja keras dengan mencari harta sebanyak-banyaknya. Supaya nantinya dapat membantu saudara-saudaranya seperti zakat, sedekah, wakaf, dan lain-lain.

Maka sudah jelas bahwa Islam tidak menganjurkan untuk hidup miskin karena akan membuat seseorang menjadi lemah. Ditambah lagi, Nabi pernah bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Na’im: “Kemiskinan itu dekat dengan kekufuran .”

Ketika doktrin seperti ini berkembang, maka diharapkan dapat membentuk mental masyarakat muslim yang kuat dan tangguh. Artinya tidak bergantung pada manusia lainnya. Dan rasa-rasanya, jika tidak dibarengi dengan menaati konsep ekonomi yang berlandaskan syariah Islam. Maka kesuksesan tersebut tidaklah berarti apa-apa.

 

 

ShareTweetSendShare
Previous Post

Interaksi Anak dan Orang Tua Beda Agama Menurut Al-Quran

Next Post

Masyarakat Membuang-buang Susu, Pemerintah Ketiban Dosanya

Muhammad Ubaidillah

Muhammad Ubaidillah

Santri Ma'had Aly Situbondo Asal Surabaya

Baca Juga

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur
Keislaman

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan
Keislaman

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   
Keislaman

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (4): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

21 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (3): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

20 April 2025
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (2): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

20 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (1): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

18 April 2025
Next Post
Masyarakat Membuang-buang Susu, Pemerintah Ketiban Dosanya

Masyarakat Membuang-buang Susu, Pemerintah Ketiban Dosanya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

2 July 2024
Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

10 July 2024
Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

11 August 2024
Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

4 August 2024
Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

0
Problem Sakralisasi Kepemimpinan

Problem Sakralisasi Kepemimpinan

0
Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

0
Private: Filsafat di Era Digital: Meretas Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam

Dari Demokrasi Hingga Mengenal Diri Sendiri

0
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
ADVERTISEMENT

Populer Sepekan

  • Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Islam dalam Konservasi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Pernikahan Nabi Saw Dengan Istri-Istrinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuat dan Memakai Azimat, Apa Kata Fiqh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
Alamat Redaksi:

Perumahan D’Harmony View, Jl. Tapaksiring, Plinggan, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 68125.

Punya pertanyaan yang membutuhkan jawaban dalam perspektif keislaman atau ingin memberikan kritik dan saran? Silakan klik tombol di bawah ini 

KONSULTASI KEISLAMAN

© 2024. All Rights Reserved.

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.