Wazan Media
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
Wazan Media
No Result
View All Result

Al-Mansur, Pemuda Bani Hasyim, dan Ar-Rabi’ yang Tak Sabar

Achmad Fawaid by Achmad Fawaid
7 April 2025
in Hikmah
0
Kisah Rumi: Cemeti Pangeran dan Hikmah Ilahi
0
SHARES
14
VIEWS

Wazanmedia.com– Konon, ada seorang pemuda dari Bani Hasyim yang sering datang ke istana Khalifah Al-Mansur. Ia tidak banyak bicara, hanya mengucap salam dari kejauhan, lalu pergi seperti angin lalu. Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya ia inginkan, tapi ia terus datang, terus mengulangi kebiasaan itu, seolah-olah hidupnya bergantung pada sekadar memberi salam.

Hingga suatu hari, sesuatu yang tak biasa terjadi. Al-Mansur, yang biasanya membiarkan berlalu begitu saja, kali ini terjadi lebih dekat. “Kemari,” katanya, suaranya berat seperti langit yang dipenuhi awan mendung.

Pemuda itu mendekat. Jarak yang selama ini terasa seperti tembok istana kini hanya selebar jarak tangan. Al-Mansur merenung sejenak, lalu berkata, “Makan sianglah bersamaku.”

Pemuda itu menggeleng, santai, tanpa beban. “Aku sudah makan.”

Alkisah

Sejenak, udara di ruangan itu terasa lebih dingin. Mungkin hanya perasaan, mungkin juga ada sesuatu yang tidak beres. Tapi yang jelas, mata Ar-Rabi‘, pengawal setia Al-Mansur, langsung bergabung. Ia diam saja saat itu, tidak berkata apa-apa. Tapi saat pemuda itu beranjak pergi, melewati tirai yang memisahkan ruang utama dengan koridor luar, Ar-Rabi’ tiba-tiba melayangkan tangannya ke belakang kepala pemuda itu—tidak cukup keras untuk menjatuhkannya, tapi cukup membuatnya sadar bahwa ada yang salah.

Kedatangan Paman

Pemuda itu pergi dengan amarah yang bergejolak di dada. Ia bertemu paman-pamannya, mengadu seperti seorang anak baru saja dihukum tanpa tahu kesalahannya.

Keesokan harinya, para paman itu datang ke istana. Mereka menghadap Al-Mansur dengan wajah yang sudah dirout dengan kehormatan yang terluka. “Wahai Amirul Mukminin, Ar-Rabi’ telah menegaskan kehormatan keponakan kami. Ia melakukan ini dan itu, mendorongnya tanpa alasan yang jelas!”

Al-Mansur mendengarkan, tapi wajahnya tetap tenang, seolah-olah tuduhan itu hanya angin lalu. “Ar-Rabi’ tidak akan melakukan sesuatu tanpa alasan,” katanya. “Kalau kalian mau, kita bisa melupakan hal ini. Tapi jika kalian ingin, aku bisa menanyakannya langsung, agar kalian mendengar sendiri keinginannya.”

Para paman itu saling berpandangan, lalu mengangguk. “Tanyakanlah, biarkan kami mendengar.”

Maka dipanggillah Ar-Rabi’. Ia datang dengan langkah tenang, lalu berdiri tegak di hadapan Al-Mansur.

“Mengapa kamu mendorong pemuda itu?”

Ar-Rabi’ menarik napas, lalu berbicara dengan suara yang tidak meninggi, namun juga tidak merendah. “Selama ini, pemuda itu hanya memberi salam dari jauh, lalu pergi. Tapi kemarin, kalian menggali lebih dekat, memberi kehormatan lebih kepadanya. Engkau bahkan mengajaknya makan bersama—suatu anugerah yang tak semua orang bisa dapatkan. Dan apa yang ia lakukan? Ia menolak. Seolah-olah-olah makan bersama Amirul Mukminin hanyalah soal mengisi perut. Orang seperti ini tidak cukup diajari dengan kata-kata. Ia perlu merasakan sedikit kenyataan.”

Para paman itu diam. Mungkin mereka ingin membantah, tapi tidak ada kata-kata yang bisa membenarkan tindakan keponakan mereka. Akhirnya, tanpa sepatah kata pun, mereka pergi, membiarkan kisah ini menjadi pelajaran yang hanya mereka pahami di dalam hati.

Tentang Kehormatan

Kehormatan bukan hanya soal diberi tempat, tapi juga soal bagaimana kita membalasnya. Pemuda dalam kisah ini mungkin tidak sadar bahwa sebuah ajakan makan siang bukan sekadar urusan perut, tapi bentuk penghormatan yang tak semua orang bisa dapatkan. Ia mengira bisa pergi begitu saja tanpa konsekuensi, hingga tangan Ar-Rabi’ mengingatkannya—dengan cara yang tak nyaman, tapi perlu.

Bukankah kita juga sering begitu? Diberi kesempatan, tapi ditolak dengan enteng. Dihargai, tapi rasanya seolah itu hal remeh. Kita lupa bahwa dunia tidak selalu memberi kesempatan kedua. Kadang-kadang, kita baru sadar setelah “tamparan” itu datang—dalam bentuk kegagalan, penyesalan, atau kehilangan sesuatu yang tak bisa dikembalikan lagi.

 

ShareTweetSendShare
Previous Post

Al-Mu’tazz dan Az-Zubair: Di Balik Bait yang Terhenti di Tengah Demam

Next Post

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Achmad Fawaid

Achmad Fawaid

Achmad Fawaid, asal Bangkalan, Pulau Madura, yang pernah nyantri di Sukorejo. Kini aktif menulis di berbagai platform, terutama di akun Instagramnya @ach_fawaid_. Baginya, “Sekolah tinggi-tinggi, minimal bisa mendidik diri sendiri.” Pecinta kopi Arabika, pahit yang berisi, pekat yang bermakna.

Baca Juga

“Ratapan di Atas Kubur dan Kesetiaan yang Terkubur”
Hikmah

“Ratapan di Atas Kubur dan Kesetiaan yang Terkubur”

10 April 2025
Tiga Nasib yang Ditukar Tuhan: Si Kusta, Si Botak, dan Si Buta
Hikmah

Tiga Nasib yang Ditukar Tuhan: Si Kusta, Si Botak, dan Si Buta

8 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Mukaddimah
Hikmah

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Kedua Salah Menaruh Harapan

7 April 2025
Mengenal Apa dan Bagaimana Kebudayaan
Hikmah

Al-Mu’tazz dan Az-Zubair: Di Balik Bait yang Terhenti di Tengah Demam

29 March 2025
Hukum Saya dengan Hukuman Zina Sekalian!
Hikmah

Hukum Saya dengan Hukuman Zina Sekalian!

28 March 2025
Kisah Pernikahan Nabi Saw Dengan Istri-Istrinya
Hikmah

Rumah Sunyi dan Rindu yang Tak Pernah Pergi

27 March 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Mukaddimah
Hikmah

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Mukaddimah

26 March 2025
Di Balik Anti-Egalitarianisme Fiqih Klasik
Hikmah

Rajab: Makna Bulan Haram dan Relevansinya dalam Kehidupan Modern

20 January 2025
Next Post
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

2 July 2024
Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

10 July 2024
Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

11 August 2024
Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

4 August 2024
Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

0
Problem Sakralisasi Kepemimpinan

Problem Sakralisasi Kepemimpinan

0
Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

0
Private: Filsafat di Era Digital: Meretas Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam

Dari Demokrasi Hingga Mengenal Diri Sendiri

0
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
ADVERTISEMENT

Populer Sepekan

  • Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuat dan Memakai Azimat, Apa Kata Fiqh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
Alamat Redaksi:

Perumahan D’Harmony View, Jl. Tapaksiring, Plinggan, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 68125.

Punya pertanyaan yang membutuhkan jawaban dalam perspektif keislaman atau ingin memberikan kritik dan saran? Silakan klik tombol di bawah ini 

KONSULTASI KEISLAMAN

© 2024. All Rights Reserved.

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.