Wazan Media
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu
No Result
View All Result
Wazan Media
No Result
View All Result

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

Salman Akif Faylasuf by Salman Akif Faylasuf
22 April 2025
in Akidah
0
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
0
SHARES
8
VIEWS

Wazanmedia.com — Pada klaim atau dakwaan kelima kaum Asy’ariyah mengatakan bahwa ketika Tuhan memberikan taklif (kewajiban) kepada hamba-hamba-Nya dan ia menaatinya, maka Tuhan tidak wajib memberikan pahala kepada hamba yang taat itu. Sekali lagi, tidak wajib.

Karena itu, kata Gus Ulil, Tuhan tidak mempunyai kewajiban memberikan pahala kepada orang-orang yang taat. Ini sekaligus memupus rasa besar hati dan arogansi orang-orang yang merasa taat (dan ibadah luar biasa) dan merasa dirinya harus diberikan pahala oleh Tuhan.

Jelasnya, Anda tidak bisa menghadapi Tuhan seperti layaknya Anda menghadapi negara dalam hal pajak. Jika Anda diwajibkan bayar pajak oleh negara dan membayarnya, maka otomatis Anda akan bilang, “Oh saya sudah bayar pajak! Tapi kenapa jalan ini masih bolong-bolong dan kami juga tidak mendapatkan apa-apa dari pajak yang kami bayarkan?”

Terhadap pemerintah atau negara, Anda bisa berlaku demikian. Dengan kata lain, kepada sesama makhluk tidak apa-apa berlagak seperti itu, namun tidak kepada Tuhan. Karena Tuhan tak seperti petugas pajak.

Itu sebabnya, Tuhan bisa saja mengganjar orang-orang yang taat jika berkehendak atau justru tidak mengganjarnya. Sama, Tuhan juga bisa memasukkan orang ahli maksiat ke dalam surga jika berkehendak. Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Jelasnya, hamba tidak bisa menuntut apa pun terhadap Tuhan, karena Tuhan adalah raja di atas raja.

Kata Gus Ulil, jangan dibayangkan jika Anda melakukan kebaikan atau ibadah-ibadah lalu Tuhan berkewajiban untuk mengganjarnya. Tidak. Sebab, tindakan Tuhan mengganjar hamba-Nya bukan karena merespons kebaikan dan ketaatan hamba-Nya, melainkan karena tindakan ala sabil al-ibtida’ (inisiatifnya datang dari Tuhan, jadi bukan kewajiban).

Akidah seperti kelihatannya tidak ada kepastian hukum. Namun, jika Anda mendalaminya, sebetulnya sangat masuk akal. Karena pandangan ketuhanan seperti ini adalah pandangan ketuhanan yang lebih rasional.

Kenapa demikian? Pertama, dari aspek ketuhanannya, bahwa tindakannya Tuhan tidak seperti robot atau artificial intelligence (kecerdasan buatan), melainkan tindakannya bersifat jaiz (boleh). Tidak wajib, karena tidak ada yang bisa mewajibkan Tuhan. Dan Anda tahu bahwa ketika Tuhan bertindak, maka tindakannya tindakan merdeka, otonom, dan independen sepenuhnya.

Karena itu, jika Anda menggambarkan Tuhan seperti Dzat yang bertindak karena “prom” atau paksaan (merespons sesuatu), maka berarti Tuhan berada di bawah komando sesuatu yang lain. Yang jelas ini bukan Tuhan yang sesungguhnya, karena Tuhan yang sesungguhnya adalah Dzat yang bertindak secara independen.

Sementara itu dari aspek kehambaan, akidah Asy’ariyah ini membuat kita tidak merasa sombong. Misalnya, karena kita sudah melakukan kewajiban ini dan itu, maka Tuhan wajib mengganjarnya. Tidak.

“Oh saya ini sudah taat shalat lima waktu, ya Tuhan wajib dong memberikan surga.” Sekali lagi tidak. Inilah, kata Gus Ulil, yang bisa membuat iman menjadi rapuh. Jadi, pada akhirnya, manusia tidak bisa memiliki perasaan “menuntut” terhadap Tuhan karena sudah menaatinya.

Syahdan. Muktazilah tak tinggal diam. Ia kemudian bertanya kepada orang Asy’ariyah, “Jika Tuhan memberikan taklif kepada hamba-Nya dan Tuhan mampu mengganjar hamba-Nya, akan tetapi Tuhan tidak melakukannya, apakah itu tidak jelek?”

Pengikut akidah Asy’ariyah menjawab, “Jika kalian mengatakan itu jelek, lalu apakah tindakan Tuhan tidak mengenai sasaran? Bukankah ketika Tuhan bertindak tidak ada tujuan di balik tindakan-Nya, dan Tuha ketika bertindak bukan karena ada motivasi tujuan.”

Kata Gus Ulil, jika manusia mempunyai, maka Tuhan tidak mempunyai tujuan. Kenapa Tuhan tidak mempunyai tujuan? Jika Tuhan mempunyai tujuan dari tindakan-tindakan-Nya, maka otomatis Tuhan membutuhkan tujuan itu.

Dengan demikian, jika Anda membayangkan bahwa Tuhan bertindak A,B, dan C karena ingin mencapai tujuan tertentu, maka berarti Tuhan membutuhkan tujuan itu. Dan jika meleset mengenai tujuannya, maka Tuhan gagal dalam. Hal seperti ini, kata Gus Ulil, terjadi pada manusia saja, tetapi tidak dengan Tuhan.

Dari sini kiranya penting untuk dibedakan antara istilah hikmah dan garad. Jika hikmah adalah makna-makna di balik tindakan Tuhan, maka garad adalah tujuan yang bisa membuat seseorang tergantung kepada tujuan itu.

Ala kulli hal, begitulah tradisi ulama-ulama dahulu, selalu saling sangkal-menyangkal. Tentu saja ilmiah. Dan dari Muktazilah dan Asy’ariyah kita belajar bahwa debat (dialektika) adalah akar dari lahirnya ilmu-ilmu yang baru. Wallahu a’lam bisshawab.

ShareTweetSendShare
Previous Post

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

Next Post

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Salman Akif Faylasuf

Salman Akif Faylasuf

Kontributor tetap di E-Harian Aula digital daily News Jatim. Penulis juga alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo dan PP Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Baca Juga

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (4): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

21 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (3): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

20 April 2025
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (2): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

20 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (1): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

18 April 2025
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil
Akidah

Gus Ulil: Keabsahan Iman Orang Yang Taklid dan Dalil-Dalilnya

12 April 2025
Gus Ulil: Metodologi Kalam Al-Ghazali
Akidah

Gus Ulil: Metodologi Kalam Al-Ghazali

11 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan
Akidah

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

7 April 2025
Iblis: Sebuah Biografi Singkat
Akidah

Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Kebangkitan Setelah Mati

17 March 2025
Next Post
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

Kritik Nalar Fikih Pertambangan Gus Ulil

2 July 2024
Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

Wajah Pesimis Fikih Melihat Pengelolaan Tambang oleh PBNU

10 July 2024
Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

Sunat Perempuan Itu Tidak Melukai, Kata Kiai MUI!

11 August 2024
Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

4 August 2024
Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

Allah Maha Penyayang, Mengapa Banyak yang Malang?

0
Problem Sakralisasi Kepemimpinan

Problem Sakralisasi Kepemimpinan

0
Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

Telat Qadla’ Puasa Ramadan Harus Bagaimana?

0
Private: Filsafat di Era Digital: Meretas Jalan Menuju Pemahaman yang Lebih Dalam

Dari Demokrasi Hingga Mengenal Diri Sendiri

0
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Ketiga Terkungkung Zona Futur

Menelisik Makna Shalat yang Bisa Mencegah Kemungkaran?

11 May 2025
Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

Humanitarian Islam (1): Argumen Normatif Islam Sebagai Agama Kemanusiaan

30 April 2025
Gus Ulil Ngaji Al-Iqtishad Fi Al-I’tiqad: Tentang Iman dan Pengetahuan

Gus Ulil Teologi Asy’ariyah (5): Klaim Tentang Tindakan Tuhan

22 April 2025
Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Aib Pertama Ilusi Keselamatan   

Kitab ‘Uyūb al-Nafsi: Penyakit Hati Keempat  Hilangnya Kenikmatan Ibadah

21 April 2025
ADVERTISEMENT

Populer Sepekan

  • Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    Kritik Terhadap Kitab Fathul Izar

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Konsep Keluarga dalam Islam: Landasan dan Nilai-nilai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Prinsip Islam dalam Konservasi Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kisah Pernikahan Nabi Saw Dengan Istri-Istrinya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membuat dan Memakai Azimat, Apa Kata Fiqh?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Currently Playing
Alamat Redaksi:

Perumahan D’Harmony View, Jl. Tapaksiring, Plinggan, Antirogo, Sumbersari, Jember, Jawa Timur, 68125.

Punya pertanyaan yang membutuhkan jawaban dalam perspektif keislaman atau ingin memberikan kritik dan saran? Silakan klik tombol di bawah ini 

KONSULTASI KEISLAMAN

© 2024. All Rights Reserved.

  • Tentang Kami
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Kami
  • Redaksi
  • Kirim Tulisan
No Result
View All Result
  • Keislaman
    • Akidah
    • Hikmah
    • Syariah
    • Khutbah
  • Kemanusiaan
    • Filsafat
    • Sosial Budaya
    • Sains
    • Humor dan Sastra
    • Unek Unik
  • Unduh Ilmu

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.