Wazanmedia.com – Ketika waria menjadi kekasih Allah? Dalam kitab Al Risalah Al Qusyairiyah dikisahkan, dari Abdul Wahhab bin Abdul Majid Ats-Tsaqafi, ia berkata: Saya pernah melihat janazah yang hanya diusung oleh dua orang laki laki dan satu perempuan. Akhirnya saya gantikan posisi perempuan itu, saya mengusungnya sampai ke kuburan, kami shalati ia dan kemudian kami kebumikan. Setelah usai, saya bertanya pada perempuan itu,
“Siapa dia? Apa hubunganmu dengannya?”
“Anakku,” jawab perempuan itu.
Aku kembali bertanya, “apakah engkau tidak punya tetangga sehingga hanya 3 orang yang mengusung jenazah anakmu?”
“Bukan begitu,” jawabnya. “Tetangga kami banyak, namun tetangga kami mengecilkan atau merendahkan anakku.”
“Mengapa?” Tanyaku lagi.
“Karena ia waria (mukhannits)”. Jawab sang ibu. Mendengar jawaban itu, Aku merasa welas asih padanya, lalu berkunjung kerumahnya dengan membawa uang dirham, beras dan juga pakaian.
Sewaktu malam hari, Aku tidur dan bermimpi ada seorang datang kepadaku bagaikan rembulan di bulan purnama dan mengenakan baju putih bersih. Ia mengucapkan terima kasih kepadaku. Aku lalu bertanya,
“Siapa engkau?”
“Aku waria yang kalian kebumikan siang hari tadi, Allah mengasihiku karena manusia merendahkan dan meremehkanku”. Jawab sang waria.
Subhanallah, tenyata ada orang yang direndahkan karena status sosial dan seksualnya, tetapi ia dimuliakan di sisi Allah.
Yang menarik, kisah ini dimuat dalam “Bab Ar Raja’ “. Raja’ adalah sebuah konsep dalam tasawwuf yang terus mendorong kepada siapapun yang merasa (dan wajib merasa) berdosa untuk selalu memiliki harapan ampunan, harapan kasih, harapan pemaafan dari Allah, sebab kasih sayang Allah jauh lebih besar dan dominan dari sifat amarahnya. Sebaliknya sifat manusia yang amarahnya mengalahkan kemanusiaannya.
Jangan pernah meremehkan orang yang berdosa sebesar apapun dosanya, karena bisa jadi ia masih punya harapan kepada Allah. Sementara engkau terlalu percaya diri dengan ibadahmu yang sesungguhnya tidak sebanding dengan nikmat Allah yang diberikan kepada mu.
Redaksi Aslinya Sebagai Berikut:
وَرَوَى عَن عَبْد الْوَهَّاب بْن عَبْد المجيد الثقفي قَالَ رأيت جنازة يحملها ثلاثة من الرجال وامرأة قَالَ فأخذت مكان المرأة وذهبنا إِلَى المقبرة فصلينا عَلَيْهَا ودفناها فَقُلْتُ المرأة من كَانَ هَذَا منك فَقَالَت ابني قُلْت: أَوْ لَمْ يكن لكم جيران قَالَتْ: نعم ولكنهم صغروا أمره فَقُلْتُ: وأيش كَانَ هَذَا فَقَالَتْ: مخنثا
قَالَ: فرحمتها وذهبت بِهَا إِلَى منزلي وأعطيتها دراهم وحنطة وثيابا ونمت تلك الليلة فرأيت كَأَنَّهُ أتاني آت كَأَنَّهُ القمر ليلة البدر وعليه ثياب بيض فجعل يتشكر لي فَقُلْتُ من أَنْتَ فَقَالَ: المخنث الَّذِي دفنتموني اليوم رحمني ربي وعَزَّ وَجَلَّ باحتقار النَّاس إياي